Chapter 5 episode 5 (1/2)
Mendengar kata kampungan Zira tertawa, tidak ada merasa kecewa sedikitpun, karena menurutnya alasan nona sisil terlalu di buat buat.
” Baiklah Lin, gak masalah kalo nona sisil membatalkannya, dan untuk design ini kapan rencananya mereka mau pakai.”
Lina menjelaskan semua dengan detail kepada Zira.
” Ok berarti kamu bisa serahkan design ini kepada penjahit kita.” Sambil menyerahkan design kepada Lina.
” Baik mbak.”
Zira tidak mengetahui perputaran waktu yang begitu cepat sampai suara perutnya memanggil.
Owh ternyata aku belum makan siang batin nya.
Kemudian Zira menelepon extension ke resepsionis Dina.
” Din semua karyawan sudah makan apa belum?”
” Hehe mbak, sekarangkan sudah jam 3 sore pastilah kami sudah makan siang.” Jawabnya.
Zira pun kaget dia tidak melihat jam, ternyata pekerjaannya di mansion itu menghabiskan banyak waktu batinnya.
” Oklah kalo begitu.” Ucap Zira sambil menutup panggilannya.
Zira memilih aplikasi untuk order makan siang atau sore yang telah tertunda.
Sambil menunggu makanannya datang Zira berpikir, Nyonya Amel memang orang kaya, yang susah di tebak, di awal dia berpikir kalau Nyonya Amel ketus dan jutek, dan di mansion Zira merubah karakter Nyonya Amel sangat bersahabat, tetapi pada saat Nyonya Amel minta designnya di serahkan besok, Zira bingung mau menyimpulkan apa karakter wanita paruh baya itu.
Makanannya datang dan Zira makan dengan sangat lahap karena memang sudah lapar, dengan perut yang terisi dia bisa berkonsentrasi untuk membuat design permintaan Nyonya Amel.
Zira menyelesaikan design dengan cermat dan hati-hati , ingin rasanya dia tidak terima pesanan nyonya amel, tapi dia sudah tau kekuatan dan pengaruh keluarga raharsya, awalnya Zira tidak mengetahui tapi setelah di mansion Zira mengetahui semuanya.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan jam 5 sore, dia bergegas untuk pulang dan melanjutkan designnya di apartemen.
Tidak lupa Zira memilih aplikasi taxi online untuk mengantarkannya pulang.
Sesampainya di apartemen Zira meletakkan semua kepenatannya di dalam bilik air, karena badannya terasa lengket , setelah itu dia kembali ke dapur untuk memasak makanan sederhana untuk makan malamnya.
Tut Tut Tut ponselnya berbunyi. Zira melihat layar ponselnya ada nama Novi tertera di situ. Novi adalah sahabatnya yang tinggal di kota B.